oleh IBU NIA Kurniasari, ST.,MT TGL 14 JANUARI 2011-01-14
- Seorang perencana ( perempuan ) , ketika di lapangan dan berada dalam satu tim , berbaur dengan perencana lainnya yang mayoritas laki – laki?
- Bagaimana kita sebagai calon planner perempuan masa depan, mengemban tugas yang di berikan yang di percayakan kepada kita, tanpa harus mengeyampingkan posisi kita sebagai perempuan . mari kita lihat kasus nyata dari kisah perjalanan ibu nia selama menjadi planner dan harus keluar daerah yang sangat jauh.
Misal susunan dari team ada 9 laki - laki dan 2 perempuan
Di lihat dari segi jumlah saja kita sudah kalah dengan laki-laki, namun di sini akan di jelaskan mengenai bagaimana kita menyikapi keadaan tersebut agar kita selalu terhindar bahaya dari orang – orang yang mengambil kesempatan .
1. Cara berbicara, harus bisa menempatkan apakah kita berposisi seorang planner, asisten planner, atau team leader.
Bahasa yang menjadi alat komunikasi ketika berbicara dengan orang lain harus di jaga ketika kita sebagai planner perempuan yang terjun kelapangan
1. Bicaranya Harus sopan santun
2. Nada : Apa adanya ( tidak di buat – buat terutama di buat manja-manja ) itu bisa menginterpretasikan lawan jenis untuk melakukan sesuatu yang berlebihan ke pada kita selaku lawannya
KATA KUNCI
PRIA PALING SUKA WANITA YANG BERKATA TIDAK
PRIA TIDAK SUKA WANITA YANG BERBICARA IYA
Dalam hal ini jangan selalu bergantung kepada laki-laki, contohnya meminta bantuan terus menerus, seolah – olah kita sebagai perempuan tidak bisa melakukannya dengan sendiri (mandiri ), buktikan kita bisa melakukan nya di samping kita masih bisa untuk melakukannya, kalaupun ada beberapa hal yang tidak bisa di lakukan barulah kita meminta bantuan atau pertolongan kepada kaum adam,
- LEBIH PENASARAN
- LEBIH TERTARIK
2. BUSANA
- Tidur di pesankan utuk tidak memakai baju tidur artinya di sini silahkan memakai baju yang nyaman namun siap untuk di kondisikan dalam hal yang darurat untuk menghadapi kondisi kondisi yang tidak memungkinkan untuk berganti pakaian , contohnya kita di tempatkan pada daerah rawan bencana, ketika ada bencana harusnya tanggap langsung melarikan diri dan mencari tempat yang aman, itu kalo kita sedang dalam keadaan memakai busana siap untuk di gunakan, tetapi apabila kasusnya kita menggunaakan busana tidur yang tidak siap ketika ada bencana siap siap kita untuk terjebak dalam bencana tersebut.
3. Point terakhir ketika planner ( perempuan ada di lapanga ) lengkapi dngan alat kesehatan dan kecantikan
- Untuk berjaga – jaga tidak apa mengakui bahwa kita sudah menikah agar terhindar dari pria=pria idung belang.
Membentengi dengan solat, baca alquran, dan berdzikir.
Karena di balik kekuatan kita sebagai planner tetap banyak kekurangan yang kita miliki, lepatutnya kita sebagai manusia wajib meminta pertolongannya. Wassalam amin